Selasa, 22 Desember 2009

Puisi Ku



Merenung


Duka ku datang duka ku hilang
Lara lama kian mendera sibukkah aku dengan merenung ?
Hingga tak sadar ku telah jauh bermimpi, segalanya membuat kepalaku penat
Seruan dan cemoohan menyulut dalam pembuluh darahku menuju ke jangtungku

Aku bisa apa Tuhan ?
Aku tak biasah dengan kondisi sekarang
Aku puas mendapat caci aku puas mendapat cela
Aku puas mendapat singgung aku puas peroleh sindir
Aku haus mendapat berkah rakhmat-Mu
Apa keajaibanku ?

Saat malam petang datang aku merasa orang yang rugi di dunia
Umurku, sehatku, tak kumanfaatkan
Namun terkadang pada saat hening itu

Kurasakan benar bahwa aku selalu mendapatkan curahan kasih sayang-Mu
Biar biar mereka bilang tentang perilaku ku
Terkadang coba aku tafsirkan semua isyarat petunjuk Mu ini ya Allah
Tapi aku mungkin kurang paham

Mungkin aku yang teramat polos atau tolol
Sekarang aku sedang benar-benar merenungkan diriku
Ya ampun... Apa aku separah ini ?
Aku merasakan saat ini tidak ada satu makhluk pun yang benar-benar memberikan kenyamanan seperti yang Engkau berikan ya Tuhanku

Perlakuan-perlakuan mereka sungguh berorientasi pada emosinya
Sungguh ya Tuhanku Engkau hadirkan serangkaian manusia yang berfungsi sebagai penasehatku yang telah kau tetapkan padanya untuk selalu mencemoohku
Dunia ini memang fana tetapi menganggap dunia ini sebelah mata pun tidak akan memecahkan masalah ku sekarang

Langit itu tenang dan benderang ketika cuaca secerah-cerahnya
Itu adalah setenang-tenangnya bumi Dan bumi berkorban demi diri
Seuntai daun yang di buahkan-Nya bagi kita

Sesaat jiwa sedang dalam keguncangan, saat kesendirian itu yang dituju
Menata kembali harapan, keyakinan, kegalauan jiwa
Untuk kita ambil kembali suatu pelajaran . . .

Segala kesenangan dan kesengsaraan di dunia bersifat sementara
Namun semua itu tida batas yang menentukan pasti bahwa kita tahu
Langit itu tenang tiada bernyawa tapi terasa ada kehidupan disana
Bisa aku pahami akan kebesaran Illahi
Sedari dulu semestinya kita sadar bahwa dalam keadaan marah itu
Pandanglah langit

Niscaya kita akan melihat terangnya langit yang
Akan menerangkan hati kita menjadi lapang
Melihat segala sesuatunya tidak jadi sempit
Dan akan mengajari kita agar kita jadi tahu

0 komentar:

Posting Komentar