Mahalnya Keimanan, Murahnya Dunia
Dalam diri kita, terdapat keni’kmatan yang sangat mahal dan agung, yaitu keimanan, kesempatan waktu dan keselamatan hidup. Keimanan itu tidak diberikan kepada setiap orang. Hanya orang-orang pilihan saja yang mendapat anugerah iman itu. Mengapa hanya orang-orang pilihan saja yang dianugerahi keimanan? Karena memang harga keimanan itu sangat mahal, tentu dunia tidak ada apa-apanya.
Bahkan kalau dunia ada harganya di mata Allah, tentu Allah tidak akan memberikan setetes air pun kepada orang-orang kafir. Umpamanya, di halaman rumah kita banyak sampah. Kemudian ada orang yang meminta sampah itu, maka kita akan memberikan seluruhnya. Karena memang sampah tidak berharga bagi kita. Demikian juga soal kekayaan dunia, Allah membebaskan kepada siapa saja untuk memilikinya.
Karena memang nilainya rendah. Akan tetapi, ketika menghadapi dunia yang murah dan keimanan yang sangat mahal itu, kita terkadang seperti anak kecil yang diberi dua buah benda, misalnya sebuah mainan yang harganya 10 ribu dan satu lagi berlian yang harganya 10 juta. Ketika berlian yang harganya 10 juta itu diambil, ternyata anak kecil itu diam saja. Tetapi ketika mainan yang harganya hanya 10 ribu diambil, ternyata anak kecil itu menangis sejadi-jadinya.
Mengapa demikian? Karena si anak tidak mengetahui nilai berlian. Atau dia mengetahui, tetapi tidak tertarik, karena tidak bias dipakai mainan. Begitu halnya dengan kita. Tidak sedikit diantara kita yang apabila hilang dunianya, kita menangis. Tetapi, kalau imannya yang copot, kita masih bias tersenyum. Bahkan karena mengejar kepentingan materi, tak sedikit orang yang berani membuang keimanan.
Padahal kehidupan dunia itu tidak ada apa-apanya dihadapan Allah. Firman-Nya: “…Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. “ (Q.S. ali Imran:185) “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Dalam ayat lain Allah membeberkan bagaimana mahalnya suatu keimanan dan keselamatan bagi seorang manusia. Firman-Nya: “Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (Q.S. Az-Zumar:47).
Malah orang-orang kafir dan dzalim ketika hendak dimasukan ke dalam neraka, mereka ditanya dulu. Apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: “maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman”. (Q.S. asy-Syu’ara:102).
Di sini, mereka meminta waktu barang sedikit saja untuk istighfar, taubat dan beribadah. Inilah Allah memperlihatkan kepada kita tentang mahalnya iman dan waktu dalam kehidupan ini. Sayang, waktu yang sangat banyak ini kita terus-menerus dibuang percuma, misalnya dipakai hiburan dan hura-hura. Di sini bukan berarti kita tidak boleh hiburan. Boleh saja, tetapi harus pada porsinya.
Jangan sampai menghilangkan nilai waktu itu sendiri. Dalam mengisi mahalnya harga waktu, masing-masing kita punya cara tersendiri. Tidak mesti selalu menyendiri duduk di masjid, tetapi sambil aktifitas sehari-hari kita bisa mengisi waktu dengan dzikir dan ibadah lainnya.
Kalau setiap orang sudah paham harga keimanan, waktu dan keselamatan diri, pasti mereka semua akan tegar, tidak akan sedih menghadapi berbagai masalah. Malah akan merasakan keni’kenikmatan sebagai hamba Allah yang sangat disayangi. “Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Q.S. Yunus:58).
Best regards
masbayu imzers
0 komentar:
Posting Komentar