Sabtu, 24 November 2018

HUKUM PRIORITAS DALAM KEHIDUPAN



Sejak beberapa bulan kebelakang sempat lupa untuk membuka blogspot dikarenakan banyaknya rutinitas dan kegiatan yang menyita waktu dan tenaga.

Jaman sekarang bertukar pesan melalui sebuah aplikasi sudah tidak asing lagi, kita pasti mengenal aplikasi pengirim pesan singkat seperti whatsapp, facebook messenger, line, dan beberapa aplikasi lainnya.

Dari banyaknya aplikasi pengirim pesan yang banyak di instal pengguna smartphone android dan ios adalah aplikasi whatsapp, berdasarkan survey daily social, sejumlah 97.24% responden survei menyatakan pernah menggunakan WhatsApp, dan 61,81% mengatakan bahwa WhatsApp adalah aplikasi instant messaging yang paling sering mereka gunakan.

Nampaknya karena aplikasi whatsapp tidak ada iklan dan mengratis kan 100% aplikasinya bagi pengguna yang memanfaatkan platform tersebut.

Ok back to topik, dalam menggunakan aplikasi pengirim pesan singkat diatas, terkadang kita menemui fakta bahwa tidak semua orang mau dengan cepat memberikan respons balik ketika kita bertanya.

Mengapa itu bisa terjadi ?

Beberapa alasan klasik kadang terdengar seperti memberikan penjelasan yang masuk dilogika.
Mungkin dia sibuk ?
Mungkin dia tidak punya quota ?
Mungkin dia sedang bad mood ?
Mungkin dia sedang tidur ?

Namun fakta sebenarnya yang terjadi adalah pesan kita tidak dengan cepat terjawab / terbalas karena memang anda benar-benar buka PRIORITAS utama baginya.


Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian prioritas adalah sesuatu yang didahulukan dan diutamakan dari pada hal yang yang lain. Adapula yang mendefinisikan prioritas sebagai urutan kepentingan yang harus didahulukan dan mana kepentingan yang dapat menunggu.

Anda bukan yang dia utamakan sebagaimana anda menganggap dia adalah PRIORITAS bagi anda.

Tidak mengapa jika kita sedang mengalami atau sedang berada pada kondisi seperti ini, sakit memang, rasanya sedih tidak bisa menerima kenyataan pahit, sesuatu hal yang anda perjuangkan tidak berbalik sebagaimana semestinya.

Ketika kita berusaha menjadi orang yang memberikan pengertian, pengorbanan, waktu, usaha dan tenaga untuk dia, namun fakta yang terjadi tidak berbalik arah seperti apa yang kamu usahakan.

Sakit memang, pedih dan rasanya seperti tidak mempunyai rasa percaya kepada orang lain lagi.

Perlu bagi kita menguji kebenaran tentang prioritas kamu pada lawan yang kamu ajak komunikasi, jika tanda seperti pengabaian, pengecualian dan pembodohan sering dia lakukan, kemungkinan kamu memang bukan prioritas dia.

Maka jangan menyiksa diri sendiri, berhentilah melakukan kegiatan yang berulang tersebut, sayangi dirimu jangan biarkan kamu menjadi budak orang lain.

Kita ditakdirkan untuk bahagia bersama orang yang juga memberikan respons baik kepada kita, berikan prioritas kita kepada orang yang juga memerikan prioritas kepada kita.

Jangan lagi dicari, dia hanya memanfaatkan kamu, saat dia butuh dia bakal dekati kamu, saat dia sudah tidak butuh mendadak dia lupa.

Carilah orang yang bisa memprioritaskan kamu, menganggap kamu wajib ada dalam hidupnya, hidup hanya sekali nikmati dengan perasaan bahagia.

Semoga kita menjadi prioritas.

0 komentar:

Posting Komentar